25 Agustus 2008

SURAKARTA UNITED FC = SOLUSI EKSISNYA PASOEPATI

Identitas wong Solo tidak hanya digunakan oleh warga Solo saja. Tetapi identitas itu sudah banyak digunakan oleh warga seluruh eks Surakarta (Sukoharjo, Wonogiri, Klaten, Karanganyar, Boyolali, dan Sragen). Misalnya ada warga yang ditanya “Rumahnya mana mas?”, orang itu menjawab “Solo”. Padahal dia warga Wonogiri. Di Jakarta juga banyak di temui waroeng bakso asli Solo, padahal penjualnya warga Sragen. Ini membuktikan bahwa Surakarta itu bisa menjadi satu.
Demikian pula identitas Pasoepati. Sudah bukan rahasia bila Pasoepati tidak hanya menjadi identitas warga Solo. Pasoepati terdiri dari seluruh warga Surakarta, semua elemen suporter Surakarta bernama Pasoepati. Ada Pasoepati Sukoharjo, Pasoepati Wonogiri, Pasoepati Klaten, Pasoepati Karanganyar, Pasoepati Boyolali, dan Pasoepati Sragen.
Padahal kabupaten-kabupaten itu mempunyai klub sendiri, yaitu Persiharjo Sukoharjo, Persiwi Wonogiri, Persikla Klaten, Persika Karanganyar, Persebi Boyolali, dan PSISra Sragen. Anggota Pasoepati pendukung Persis Solo juga menjadi suporter ke 6 klub kabupaten tersebut. Mereka bisa hidup berdampingan dan saling dukung. Hal ini berbeda dengan Arema-Persema (Malang), Persib-Persikab (Bandung), atau kota-kota lainnya yang suporternya saling benci.
Hal ini membuat penulis mempunyai ide untuk menggabungkan klub Surakarta menjadi satu klub profesional. Peleburan Persiharjo Sukoharjo, Persiwi Wonogiri, Persikla Klaten, Persika Karanganyar, Persebi Boyolali, PSISra Sragen, dan Persis Solo akan lebih menguatkan dan menyatukan Pasoepati Surakarta.
Selain itu kesulitan dana yang dialami Persis seperti sekarang akan berkurang karena dana bisa didapat dari ke enam kabupaten pendukung itu. Saham bisa dibagi misalnya Pemkab Sukoharjo, Wonogiri, Klaten, Karanganyar, Boyolali, dan Sragen (@10%), Pemkot Solo 20% dan 20% menjadi hak Pasoepati atau dilempar ke pasar.
Nama Klub bisa menggunakan Surakarta United Football Club karena sesuai namanya klub ini merupakan gabungan dari beberapa kabupaten. Penulis yakin jika ide ini menjadi kenyataan maka Pasoepati akan memiliki klub yang kuat.

20 Agustus 2008

MODEL-MODEL KOMUNIKASI




Menurut Sereno dan Mortensen, suatu model komunikasi merupakan deskripsi ideal mengenai apa yang dibutuhkan untuk terjadinya komunikasi. Suatu model merepresentasikan secara abstrak ciri-ciri penting dan menghilangkan rincian komunikasi yang tidak perlu dalam “dunia nyata”.

B. Aubrey Fisher mengatakan, model adalah analogi yang mengabstraksikan dan memilih bagian dari fenomena yang dijadikan model.

Werner J. Severin dan James W. Tankard, Jr. mengatakan bahwa model membantu merumuskan suatu teori dan menyarankan hubungan. Oleh karena hubungan antara model dengan teori begitu erat, model sering dicampuradukkan dengan teori

FUNGSI DAN MANFAAT MODEL

Gordon Wiseman dan Larry Barker, mengemukakan bahwa model kamunikasi mempunyai tiga fungsi :

1. Melukiskan proses komunikasi,

2. Menunjukkan hubungan visual,

3. Membantu dalam menemukan dan memperbaiki kemacetan komunikasi.

Deutsch menyebutkan bahwa model itu mempunyai empat fungsi :

1. Mengorganisasikan (kemiripan data dan hubungan) yang tadinya tidak teramati,

2. Heuristik (menunjukkan fakta-fakta dan metode baru yang tidak diketahui),

3. Prediktif, memungkinkan peramalan dari sekedar tipe ya atau tidak hingga kuantitatif yang berkenaan dengan kapan dan seberapa banyak,

4. Pengukuran, mengukur fenomena yang diprediksi,

MODEL-MODEL KOMUNIKASI : SUATU PERKENALAN

Sejauh ini terdapat anyak sekali model komunikasi yang telah dibuat pakar komunikasi. Maka disini kita “hanya” akan membahas sebagian kecil saja dari sekian banyak model komunikasi tersebut :

v Model S – R

Model stimulus – respons (S-R) adalah model komunikasi paling dasar. Model ini dipengaruhi oleh disiplin psikologi behavioristik.

Model ini menunjukkan bahwa komunikasi itu sebagai suatu proses “aksi-reaksi” yang sangat sederhana. Jadi model ini mengasumsikan bahwa kata-kata verbal, isyarat nonverbal, gambar dan tindakan tertentu akan merangsang orang lain untuk memberikan respon dengan cara tertentu. Pertukaran informasi ini bersifat timbal balik dan mempunyai banyak efek dan setiap efek dapat mengubah tindakan komunikasi.

Contoh : Anda menyukai seseorang, lalu anda melihat dan memperhatikan wajahnya sambil senyum-senyum. Ternyata orang tersebut malah menutup wajahnya dengan buku atau malah teriak “apa liat-liat, nantang ya?” lalu anda kecewa dan dalam pikiran anda merasa cintanya bertepuk sebelah tangan dan anda ingin bunuh dia.

v Model Aristoteles

Model ini adalah model komunikasi yang paling klasik, yang sering juga disebut model retoris. Model ini sering disebut sebagai seni berpidato.

Menurut Aristoteles, persuasi dapat dicapai oleh siapa anda (etos-kererpercayaan anda), argumen anda (logos-logika dalam emosi khalayak). Dengan kata lain, faktor-faktor yang memainkan peran dalam menentukan efek persuatif suatu pidato meliputi isi pidato, susunannya, dan cara penyampainnya.

Salah satu kelemahan model ini adalah bahwa komunikasi dianggap sebagai fenomena yang statis.

v Model Lasswell

Model ini berupa ungkapan verbal, yaitu :

Who

Says What

In Which Channel

To Whom

With What Effect

Lasswell mengemukakan tiga fungsi komunikasi yaitu :

1. Pengawasan Lingkungan – yang mengingatkan anggota-anggota masyarakat akan bahaya dan peluang dalam lingkungan.

2. Korelasi berbagai bagian terpisah dalam masyarakat yang merespon lingkungan,

3. Transmisi warisan sosial dari suatu generasi ke generasi lainnya.

Akan tetapi model ini dikritik karena model ini mengisyaratkan kehadiran komunikator dan pesan yang bertujuan. Model ini juga terlalu menyederhanakan masalah.

v Model Shannon dan Weaver

Model yang sering disebut model matematis atau model teori informasi. Model itu melukiskan suatu sumber yang menyandi atau menyiptakan pesan dan menyampaikannya melalui suatu saluran kepada seorang penerima.

Konsep penting Shannon dan Weaver adalah :

Gangguan (noise), Setiap rangsangan tambahan dan tidak dikendaki yang dapat mengganggu kecermatan pesan yang disampaikan.

Konsep lain yang ikut andil adalah entropi dan redundasi serta keseimbangan yang diperlukan diantara keduanya untuk menghasilkan komunikasi yang efisien dan dapat mengatasi gangguan dalam saluran.

Sayangnya, model ini juga memberikan gambaran yang parsial, komunikasi dipandang sebagai fenomena satu arah.

v Model Newcomb

Komunikasi adalah suatu cara yang lazim dan efektif yang memungkinkan orang orang mengorientasikan diri terhadap lingkungan mereka. Ini adalah model tindakan komunikatif dua orang yang disengaja.

Model ini mengisyaratkan bahwa setiap sistem ditandai oleh suatu keseimbangan atau simetri,karena ketidakkeseimbangan atau kekurangan simetri secara psikologis tidak menyenangkan dan menimbulkan tekanan internal untuk memulihkan keseimbangan.

v Model Westley dan Maclean

Menurut pakar ini, perbedaan dalam umpan balik inilah yang membedakan komunikasi antarpribadi dengan komunikasi massa. Umpan balik dari penerima bersifat segera dalam komunikasi antarpribadi, dalam komunikasi massa bersifat minimal atau tertunda. Sumber dalam komunikasi antar pribadi dapat langsung memanfaatkan umpan balik dari penerima sedangkan dalam komunikasi massa sumber misalnya penceramah agama, calon presiden yang berdebat dalam rangka kampanye politik.

Konsep pentingnya adalah Umpan balik, Perbedaan dan kemiripan komunikasi antarpribadidengan komunikasi massa. Pesan ini juga membedakan pesan yang bertujuan dan pesan yang tidak bertujuan.

v Model Gerbner

Model verbal Gerbner adalah :

1. Seseorang ( sumber, komunikator )

2. Mempersepsi suatu kejadian

3. Dan bereaksi

4. Dalam suatu situasi

5. Melalui suatu alat

6. Untuk menyediakan materi

7. Dalam suatu bentuk

8. Dan konteks

9. Yang mengandung isi

10. Yang mempunyai suatu konsekuensi

v Model Berlo

Menurut model Berlo, sumber dan penerima pesan dipengaruhi oleh faktor :

1. Keterampilan komunikasi

2. Sikap

3. Pengetahuan

4. Sistem sosial

5. Budaya

Salah satu kelebihan model ini adalah model ini tidak terbatas pada komunikasi publik atau komunikasi massa, namun juga komunikasi antarpribadi dan berbagai bentuk komunikasi tertulis. Model ini bersifat heuristik (merangsang penelitian).

v Model DeFleur

Source dan Transmitter adalah dua fase yang berbeda yang dilakukan seseorang, fungsi receiver dalam model ini adalah menerima informasi dan menyandi baliknya mengubah peristiwa fisik informasi menjadi pesan.

Menurut DeFleur komunikasi adalah terjadi lewat suatu operasi perangkat komponen dalam suatu sistem teoretis, yang konsekuensinya adalah isomorfisme diantara respons internal terhadap seperangkat simbol tertentu pada pihak pengirim dan penerima.

v Model Tubbs

Pesan dalam model ini dapat berupa pesan verbal, juga non verbal, bisa disengaja ataupun tidak disengaja. Salurannya adalah alat indera, terutama pendengaran, penglihatan dan perabaan.

Gangguan dalam model ini ada 2, gangguan teknis dan gangguan semantik. Gangguan teknis adalah faktor yang menyebabkan si penerima merasakan suatu perubahan dalam informasi atau rangsangan yang tiba, misalnya kegaduhan. Ganguan semiatik adalah pemberian makna yang berbeda atas lambang yang disampaikan pengirim.

v Model Gudykunst dan Kim

Merupakan model antar budaya, yakni komunikasi antara budaya yang berlainan, atau komunikasi dengan orang asing.

Menurut Gudykunst dan Kim, penyandian pesan dan penyandian balik pesan merupakan suatu proses interaktif yang dipengaruhi oleh filter-filter konseptual yang dikategprikan menjadi faktor-faktor budaya, sosial budaya, psikobudaya, dan faktor lingkungan.

v Model Interaksional

Para peserta komunikasi menurut model interaksional adalah orang-orang yang mengembangkan potensi manusiawinya melalui interaksi sosial, tepatnya melalui apa yang disebut pengambilan peran orang lain. Diri berkembang lewat interaksi dengan orang lain, dimulai dengan orang terdekatnya seperti keluarga dalam suatu tahap yang disebut tahap permainan dan terus berlanjut hingga kelingkungan luas dalam suatu tahap yang disebut tahap pertandingan.

“PENGERTIAN KOMUNIKASI”

Sebagaimana dikemukakan John R. Wenburg dan William W. Wilmot juga Kenneth K. Sereno dan Edward M. Bodaken, setidaknya ada tiga kerangka pemahaman mengenai komunikasi, yakni komunikasi sebagai tindakan satu arah, komunikasi sebagai interaksi, dan komunikasi sebagai transaksi.

A. Komunikasi sebagai satu arah

Komunikasi manusia adalah komunikasi yang mengisyaratkan penyampaian pesan searah dari seseorang (atau suatu lembaga) kepada seseorang (sekelompok orang) lainnya, baik secara langsung (tatap muka) ataupun melalui media, seperti surat (selebaran), surat kabar, majalah, radio, atau televisi.

Pemahaman komukasi sebagai proses searah oleh Michael Burgoon disebut sebagai “ definisi berorentasi sumber” Definisi seperti ini mengisyaratkan komunikasi sebagai semua kegiatan yang secara sengaja dilakukan seseorang untuk menyampaikan rangsangan untuk membangkitkan respon orang lain. Dalam konteks ini, komunikasi dianggap suatu tindakan yang disengaja (intentional act)untuk menyampaikan pesan demi memenuhi kebutuhan komunikator.

Beberapa definisi sesuai konsep ini adalah

Bernard Berelson dan Gary A. Steiner :

“komunikasi : transmisi informasi, gagasan, emosi, ketrampilan, dan sebagainya, dengan menggunakan simbol-simbol, kata-kata, gambar, figur, grafik, dan sebagainya. Tindakan atau proses transmisi itulah yang biasanya disebut komunikasi.”

Theodore M. Newcomb :

“setiap tindakan komunikasi dipandang sebagai suatu transmisi informasi terdiri dari rangsangan yang diskriminatif, dari sumber kepada penerima”

Carl I. Hovland :

“komunikasi adalah proses yang memungkinkan seseorang(komunikator) menyampaikan rangsangan (biasanya lambang-lambang verbal) untuk mengubah perilaku orang lain (komunikate).

Gerald R.Miller:

“komunikasi terjadi ketika suatu sumber menyampaikan suatu pesan kepada penerima dengan niat yang disadari untuk mempengaruhi perilaku penerima.”

Everret M. Rogers :

“komunikasi adalah proses dimana suatu ide dialihkan dari sumber kepada suatu penerima atau lebih, dengan maksud mengubah tingkah laku mereka.”

Raymond S. Ross :

“komunikasi (intensional)adalah suatau proses menyortir, memilih, dan mengirimkan simbol-simbol sedemi8kian rupa sehingga membantu pendrengar membangkitkan makna atau respon dari pikirannya yang serupa dengan yang dimaksudkan komunikator.

Harold Lasswell :

Cara yng baik untuk menggambarkan komunikasi adalah dengan menjawab pertanyaan-pertanyaan berikut. Who Says What In Which Cannel To Whom With What Effect? Atau Siapa Mengatakan Apa Dengan Saluran Apa Kepada Siapa Dengan Pengaruh Bagaimana?

Berdasarkan definisi Lasswell ini dapat diturunkan 5 unsur komunikasi yang saling bergantung satu sama lain, yaitu :

1. Sumber (source)sering disebut juga pengirim (sender),penyandi (encoder), komunikator (communicator), pembicara (speaker) atau originator. Sumber adalah pihak yang berinisiatif atau mempunyai kebutuhan untuk berkomunikasi. Sumber boleh jadi individu, kelompok, organisasi, perusahaan atau bahkan suatu negara. Untuk menyampaikan apa yang ada dalam hatinya (perasan)atau dalam pikirannya(pikiran) sumber harus mengubah perasan atau pikiran tersebut kedalam seperangkat simbol verbal dan non verbal yang dipahami oleh penerima pesan. Pesan inilah yang disebut penyandian (encoding).

2. Pesan yaitu apa yang dikomunikasikan oleh sumber kepada penerima. Pesan merupakan seperangkat simbol verbal dan non verbal yang mewakili perasaan, nilai, gagasan atau maksud sumber tadi. Pesan memiliki tiga kompoonen : makna, simbol yang digunakan untuk menyampaikan makna, dan bentuk atau organisasi pesan.

3.saluran atau media, yakni alat atau wahana yang digunakan sumber untuk menyampaikan pesannya kepada penerima. Pada dasarnya saluran komunikasi manusia adalah dua saluran, yakni cahaya dan suara, meskipun kita bisa juga menggunakan indera kelima kita untuk menerima pesan dari orang lain. Saluran yang merujuk pada cara penyajian pesan. Ada satu saluran yang dominan yaitu dalam komunikasi langsung, bahasa (verbal dan non verbal) adalah saluran yang menonjol meskipun pacaindra dan udara yang mengantarkan gelombang suara juga adalah saluran komunikasi tatap muka tersebut.

4. Penerima (receiver), yakni orang yang menerima pesan dari sumber. Berdasarkan pengalaman masa lalu, rujukan nilai, pengaetahuan, persepsi, pola pikir dan perasaan, penerima pesan ini menerjemahkan atau menafsirkan seperangkat simbol verbal atau non verbal yang ia terima menjadi gagasan yang dapat ia pahami. Proses ini yang disebut penyandian balik.

5. Efek, yaitu apa yang terjadi pada penerima setelah ia menerima pesan tersebut. Misalnya penambahan pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu, terhibur, prubahan sikap, dll.

B. Komunikasi Sebagai Interaksi

Pandangan ini menyetarakan dengan suatu proses sebab-akibat atau aksi-reaksi, yang arahnya bergantian. Seseorang menyampaikan pesan, baik verbal atau nonverbal, sorang penerima bereaksi dengan memberi jawaban verbal atau non verbal.

C. Komunikasi Sebagai Transaksi

Dalam konteks ini komunikasi adalah suatu proses personal karena makna atau pemahaman yang kita peroleh pada dasarnya bersifat pribadi.