Dalam setiap generasi, ada seseorang yang mampu mengendalikan setiap unsur, ialah yang dipanggil sebagai Avatar, roh dari planet yang menitis dalam bentuk manusia. Ketika seorang Avatar meninggal dunia, dia akan terlahir kembali di bangsa yang gilirannya selalu bergantian sesuai dengan siklus Avatar, yang seiring dengan musim: musim dingin untuk air, musim semi untuk tanah, musim panas untuk api, dan musim gugur untuk udara. Legenda mengatakan bahwa seorang Avatar harus mempelajari seni mengendalikan unsur sesuai dengan urutannya, dimulai dengan unsur asli bangsa sang Avatar, namun terkadang urutan ini bisa dilewat jika keadaan memaksa. Mempelajari pengendalian unsur yang berlawanan dengan unsur asli bangsa seseorang adalah hal yang teramat sulit karena perbedaan gaya seni beladiri dan doktrin-doktrinnya.
Ketika Aang masih kecil, ia tahu bahwa dirinya adalah seorang Avatar saat memilih empat mainan di antara ribuan mainan lainnya. Empat mainan tersebut adalah mainan yang sama dengan yang dipilih oleh para Avatar dari generasi sebelumnya ketika masih kecil, dan membuktikan bahwa Aang adalah reinkarnasi dari Avatar. Ini merupakan ujian yang sama dengan yang dilakukan oleh anak-anak Buddha di Tibet untuk menguji apakah ia merupakan reinkarnasi Tulku Lama. Menurut buku "Keajaiban dan Misteri di Tibet" karya Alexandra David-Néel, “beberapa benda seperti misalnya jimat, peralatan upacara, buku, cangkir teh,dan lain-lain ditaruh bersama-sama, dan sang anak akan mengambil benda-benda, yang mana merupakan kepunyaan Tulku terdahulu, dan hal tersebut menunjukkan bahwa ia mengenali ingatannya pada kehidupannya yang terdahulu”. Situs resmi Avatar mengatakan, the successor is expected to show signs of continuity with the previous Avatar, such as being born within a week of the
Dalam kisah, Aang merupakan seorang rahib kecil berusia 112 tahun yang berasal dari kaum Pengembara Udara. Aang berkepala botak sebagai ciri-ciri seorang rahib dari kaum Pengembara Udara.[10] Di kepalanya ada tattoo biru berbentuk panah, yang melambangkan bahwa ia ahli mengendalikan udara. Orangtuanya tidak diketahui. Hanya diketahui bahwa ia berasal dari Kuil Udara Selatan dan diasuh oleh seorang rahib bernama Gyatso. Ia bergelar "Avatar", yaitu orang yang mampu mengendalikan empat unsur dan membawa kedamaian di muka bumi.
Menurut cerita, Aang berusia 12 tahun, namun karena sempat tertidur dalam bongkahan es selama 100 tahun, ia muncul sebagai sosok anak kecil yang berusia 112 tahun, tanpa ciri-ciri fisik yang menunjukkan bahwa ia berusia lebih dari 100 tahun. Aang memiliki teman bernama Katara, Sokka, Toph (yang muncul di serial Avatar musim kedua), dan dua hewan peliharaan bernama Momo dan Appa. Bersama dengan teman-temannya, Aang berpetualang agar mampu menguasai empat elemen untuk mengalahkan Raja Api dan membawa kembali kedamaian di muka bumi.
Ketka berumur 12 tahun, Katara menyaksikan kebeangkatan ayahnya, Hakoda, dan pria-pria dari suku air lainnya ke Kerajaan Tanah untuk bergabung dalam perang melawan Bangsa Api. Ia ditinggal sendiri, bersama kakak dan neneknya, Kanna ("Gran Gran"), untuk melindungi suku air yang selatan yang tersisa. Pada episode "Serpent's Pass," seorang pengungsi melahirkan dan Katara membantu persalinan bayi tersebut, menegaskan ia melakukannya dengan menghabiskan banyak waktu, membuktikan berapa banyak tanggung jawab yang telah ia lakukan di rumahnya. Tidak hanya membantu persalinan bayi manusia saja, Katara menyatakan ia juga pernah membantu persalinan bayi anjing laut dengan sama baiknya.
Ketika serial Avatar: The Last Airbender dimulai pada pokok peristiwa, Katara dan Sokka sedang mencari ikan dan menemukan Aang berada dalam dalam bongkahan es. Mereka tanpa sengaja membebaskan dan menemukan Aang sang Avatar baru, yang mampu mengendalikan empat elemen udara, air, tanah, dan api. Bersama Aang, Katara dan saudaranya Sokka pergi mengunjungi Suku Air Utara dengan harapan menemukan seorang pengendali air handal yang akan mengajarinya dan Aang.
Dalam Buku 2, Mereka pergi ke Kerajaan Bumi untuk menemukan seorang pengendali tanah yang akan melatih Aang. Pada saat kunjungannya ke Ba Sing Se, Aang dan teman-temannya membantu Raja Bumi dalam menyusun rencana untuk menyerang Bangsa Api.
SOKKA
Sokka adalah karakter fiktif pada serial televisi Avatar: The Last Airbender, yang diperankan oleh pengisi suara Jack DeSena.
Sokka adalah kakak lelaki dari Katara. Ia berasal dari Suku Air Selatan. Walupun ia berasal dari Suku Air, ia tidak memiliki bakat sebagai pengendali air. Tapi ia memiliki semangat untuk mengalahkan Negara Api dan sering berlatih untuk menjadi Prajurit sejati. Ketika ayahnya dan pria lainnya pergi ke Kerajaan Tanah, ia ditinggalkan tugas untuk menjaga Sukunya. Ketika pemunculan pertamanya di episode "The Boy in the Iceberg", ia diperkenalkan oleh Katara yang mengatakan bahwa ia adalah kakaknya yang penakut
Dalam serial Avatar, Toph mengatakan bahwa ia pergi meninggalkan kehidupan mewahnya untuk "mengajari Aang pengendalian tanah"; sesungguhnya, ia pergi untuk melarikan diri dari pengaruh orangtuanya yang suka mengontrol. Toph pernah berkata bahwa ia membenci kedua orangtuanya, namun di suatu saat, dengan berlinang air mata, ia mengadu pada Katara bahwa ia merasa telah menyakiti hati orangtuanya saat ia pergi.
Tanpa mempedulikan kekurangannya, Toph telah mengembangkan jurus-jurus istimewa yang membuatnya menjadi pengendali tanah yang hebat. Suatu ketika, saat ia masih kecil, ia melarikan diri dari rumah, dan bersembunyi di gua terdekat. Di sanalah ia menjalin persahabatan dengan hewan badgermole buta yang menghuni gua. Dengan meniru gerakan mereka, Toph melatih kemampuannya dalam mengendalikan tanah, hingga membuatnya menjadi seorang ahli. Namun, ia merahasiakan kepintarannya di hadapan keluarga dan Master Yu, gurunya. Kadangkala Toph bertanding di Earth Rumble, sebuah turnamen pengendalian tanah yang tersembunyi. Di sana Toph menyandang nama "Penjahat Buta." Pada saat Aang dan kawan-kawan menemukan Toph di turnamen tersebut, ia telah menjadi pemenang bertahan selama 42 kali. Sampai pada akhirnya, ia dikalahkan oleh Aang.
Keluarga Bei Fong tampak sangat kesohor dan memberikan pengaruh di Kerajaan Bumi. Dalam episode "The Serpent's Pass," dengan hanya menunjukkan identitas keluarganya saja, Toph mampu mendapatkan tiket untuk menaiki kapal feri menuju kota Ba Sing Se, tanpa harus mengurus dokumen tertentu yang biasa dilakukan dalam prosedur normal.
Kemudian Aang menemukan Toph berada di rumah keluarga Bei Fong, dan ia mendapat kesempatan untuk berbicara tentang tujuan perjalanannya dan ia menjelaskan bahwa ia membutuhkan guru pengendali tanah. Namun, sebelum Toph membuat keputusan, Toph dan Aang diculik oleh teman-teman Xin Fu, yang percaya bahwa Toph mengalah dengan sengaja karena mereka tidak melihat ada sesuatu yang mengenainya yang menyebabkannya kalah. Mereka tidak puas dan meminta agar orangtua Toph memberikan uang tebusan di arena turnamen.
Katara, Sokka, Master Yu, dan ayah Toph mendatangi tempat turnamen untuk membayar uang tebusan, namun hanya Toph yang dibebaskan. Para penculik mengatakan bahwa mereka akan menyerahkan Aang ke Negara Api supaya memperoleh uang lebih banyak. Katara meminta Toph untuk menolongnya membebaskan Aang, namun ayah Toph menolak, sebab ia merasa bahwa anaknya buta, lemah, tidak kuat dan rapuh, dan tidak mampu menolong Aang. Tetapi Toph tidak setuju dengan pendapat tersebut, lalu ia maju sendirian untuk mengalahkan para penculiknya, termasuk Xin Fu. Master Yu terkesima setelah ia menyaksikan Toph mampu menghadapi lawan-lawannya sendirian, dan mengatakan bahwa Toph adalah pengendali tanah terhebat.
Setelah pulang, Toph mencoba menjelaskan ke orangtuanya bahwa ia pandai bertarung dan menyukainya, dan ia ingin dizinkan untuk hidup biasa seperti anak lainnya. Ia berharap bahwa penjelasan tersebut tidak mengubah perasaan orangtuanya terhadapnya. Ayah Toph menjawab bahwa penjelasan Toph tidak mengubah kasih sayang di antara mereka, namun itu membuat ayah Toph sadar bahwa ia terlalu memberi kebebasan terhadap anaknya. Ia berencana untuk menyuruh penjaga mengawasi Toph sepanjang hari. Protes Toph tidak dihiraukan oleh ayahnya.
Di luar kota, saat Aang dan kawan-kawan akan berangkat pergi, Toph muncul dan berkata bahwa ayahnya telah berubah pikiran, dan mengizinkannya untuk keliling dunia dengan bebas. Setelah mendengarkan penjelasan Toph, Aang dan kawan-kawan menerimanya dengan ramah, lalu mereka pergi meninggalkan Gaoling dengan menunggangi Appa. Karena kepergian puterinya tanpa pemberitahuan, ayah Toph berkesimpulan bahwa Sang Avatar telah menculik puterinya, dan ia menawarkan hadiah yang besar bagi Master Yu dan Xin Fu untuk membawa Toph kembali secepatnya.
Semenjak menjelajah bersama Sang Avatar, sikap sosial Toph berubah. Ia menyayangi teman-temannya, tidak egois lagi, namun masih bersikap keras dan tegas. Pengetahuannya bertambah semenjak ia bisa mengendalikan logam dengan kemampuan untuk "melihat" unsur-unsur tanah yang masih terkandung di dalam logam.
Toph amat suka berterus terang dalam mengkritik sesuatu. Ia menyampaikan pendapatnya terhadap orang lain tanpa memandang status atau usia.Kadang-kadang sikapnya buruk dan tak mengacuhkan keadaan sekitar. Hal ini tampak pada masa awal saat ia bergabung bersama Aang dan kawan-kawan. Karena kemenangannya dalam turnamen pengendalian bumi, ia ahli mencela dan menghina musuh-musuhnya dengan kata-kata, dan juga kadang-kadang terhadap kawannya, khususnya Sokka. Meskipun berasal dari keluarga terhormat yang mengenal tata krama, Toph tidak bertingkah laku seperti gadis yang mengenal sopan santun. Seperti yang diungkapkan dalam episode "City of Walls and Secrets", Toph telah mendapat pelajaran sopan santun dari keluarganya, namun enggan untuk mempraktekkannya.
Hubungan antara Toph dan orangtuanya mengandung pertentangan; ketika Aang menyarankan bahwa Toph mesti meninggalkan mereka, Toph berkata enggan untuk melakukannya. Setelah ia bergabung dengan Aang dan kawan-kawan, ia mengaku telah membenci orangtuanya. Dalam episode "The Earth King", Toph menerima surat yang ia percaya berasal dari ibunya, dan mengandung penjelasan bahwa ibunya mencoba memahami dirinya. Toph merasa senang untuk bertemu dengan ibunya lagi, meskipun pada akhirnya berujung pada sebuah perangkap. Dan dalam episode "The Runaway", ia mengaku pada Sokka bahwa alasan yang menyebabkannya bertumpu pada Katara adalah karena Katara amat menyayangi dirinya (bertolak belakang dengan sikap orangtuanya yang melarang Toph untuk melakukan sesuatu yang diinginkannya), dan Toph juga menambahkan bahwa tindakan yang dilakukan oleh Katara lebih besar daripada tindakan yang pernah dilakukan oleh ibunya. Meskipun demikian, Toph masih mencintai orangtuanya, karena ia sadar bahwa kedua orangtuanya amat melindungi dirinya, dan terasa amat menyakitkan ketika Toph meninggalkan mereka. Akhirnya Toph mengirim surat untuk mereka (dengan Katara sebagai juru tulisnya) dan menggunakan jasa elang milik Sokka sebagai perantara.
Di dalam penampilannnya yang keras, Toph menyembunyikan rasa tidak nyaman terhadap kebutaannya. Ia memiliki keragu-raguan mengenai penampilannya, karena ia tidak mampu melihat dirinya sendiri.Karena terlalu dimanjakan oleh orangtuanya, Toph benci bila ia terus dibantu dan disediakan makanan. Kegemarannya untuk menambah kekuatan dan kemandirian memberi sedikit kesulitan bagi Aang dan kawan-kawan pada masa awal. Toph menyatakan dengan tegas bahwa ia bisa membawa barang-barangnya sendiri, dan seringkali keliru menilai bahwa tindakan teman yang ramah merupakan ungkapan rasa kasihan terhadap kebutaannya. Pertemuannya dengan Iroh telah memberinya pelajaran bahwa Aang, Katara, dan Sokka menyayanginya karena mereka berteman, bukan karena kebutaan Toph yang membuat mereka bertindak demikian.
Meskipun buta, Toph adalah tokoh yang paling menampilkan sifat aslinya di antara teman-temannya, tampaknya oleh karena kemampuannya dalam menebak kejujuran seseorang hanya dengan merasakan getaran detak jantung. Ketika Zuko mencoba untuk bergabung dengan kelompok Avatar, Toph adalah satu-satunya orang yang mempercayai ketulusan hati Zuko, sedangkan yang lain berpikir bahwa tindakan Zuko adalah sebuah rencana tersembunyi. Kadangkala Toph terlarut emosi dalam sebuah situasi yang membuatnya cepat marah terhadap orang lain, namun ia tidak pernah lupa untuk mengakui kesalahannya saat suasana hatinya membaik.
Toph sering terlihat tidak memakai alas kaki, sehingga kemana pun ia berjalan, kulit telapak kakinya selalu menyentuh tanah. Hal ini membuat telapak kakinya dilekati oleh dempulan tanah dan terlihat kotor. Dalam serial Avatar, hal ini merupakan sesuatu yang biasa bagi kaum pengendali tanah, supaya telapak kaki mereka bisa menyentuh tanah secara langsung sepanjang waktu.
Salah satu sifat Toph tampak sangat jelas pada tubuhnya yang kurang bersih dan tindakannya yang kurang tertib. Ia pernah terlihat bersendawa dengan keras, mengorek hidungnya, berludah, dan biasanya tampil dalam balutan busana kotor, yang ia sebut sebagai, "mantel tanah yang menyehatkan." Walaupun kebiasaannya aneh, Toph sebenarnya mempelajari tata krama dengan baik dan menyandang status sosial yang tinggi, namun ia memilih untuk tidak menghiraukannya.
Hingga sekarang, Toph adalah satu-satunya tokoh utama dalam serial Avatar yang menyandang nama marga, Bei Fong. Dalam episode "The Serpent Pass," paspor Toph dibaca 土國頭等護照北方拓芙 (tǔ guó tóu děng hù zhào běi fāng tuò fú) yang diterjemahkan menjadi 'Paspor Kelas Utama di Kerajaan Bumi: Bei Fong Toph'. Di sini, namanya berarti 'teratai yang ditopang,' cocok dengan pandangan orangtuanya bahwa Toph bagaikan sekuntum bunga yang mesti dilindungi. Dalam episode "Tales of Ba Sing Se", namanya ditulis 托 夫 (Tuō Fū), yang berarti "orang terpercaya". Dalam episode "The Earth King," pada dokumen dari rumahnya, namanya diulang menjadi 拓芙. Nama belakangnya, Bei Fong ( 北 方 ) adalah logat Kanton untuk kata "Utara".
Sebagai efek samping kebutaannya, Toph memiliki indera pendengaran yang peka, yang membuatnya mampu mengenali seseorang hanya dengan mendengar suaranya saja, bahkan dalam jarak yang jauh. Yang lebih penting, Toph mampu mengetahui kejujuran dan kebohongan seseorang hanya dengan merasakan detak jantungnya dan pola pernafasannya. Namun, kepekaan Toph tidak selamanya benar, seperti yang pernah ditayangkan dalam episode "The Day of Black Sun", yang menunjukkan bahwa Azula amat mudah untuk berbohong tanpa menunjukkan reaksi fisik yang kecil sekalipun.
Oleh karena ketergantungannya terhadap getaran di permukaan tanah, Toph kesulitan untuk mengatasi musuh yang kakinya jarang menyentuh tanah saat bertarung, atau petarung yang hanya melakukan sedikit sentuhan di permukaan tanah, misalnya para pengendali udara yang memiliki kemampuan untuk melayang dan bergerak seperti agar-agar. Permukaan tertentu yang mengurangi kepekaan Toph untuk merasakan getaran juga dapat menghalangi kemampuannya. Misalnya saja pasir, yang terdiri dari butiran halus dan tidak padat, membuatnya tidak bisa merasakan sesuatu di sekelilingnya dengan jelas, dan ia merasakan getaran di pasir seperti getaran "bulu." Oleh karena kedekatannya dengan permukaan tanah, Toph tidak bisa berenang and dan enggan untuk diajak terbang, demikian juga saat ia diajak menyelam dengan kapal selam.
Di akhir Buku Dua (serial Avatar musim kedua), Toph adalah satu-satunya pengendali tanah yang mampu mengendalikan logam. Dalam episode "The Guru", ketika Toph terlihat sedang berkonsentrasi di dalam penjara baja, di tempat lain, Guru Pathik memberi penjelasan pada Aang bahwa logam tak ubahnya tanah yang telah dibersihkan dan dimurnikan. Hal itu disadari oleh Toph dalam konsentrasinya. Sebagai akibat dari kepekaannya dalam merasakan tanah, Toph mampu mendeteksi remah-remah (unsur tanah dalam porsi kecil) yang masih tersisa di dalam logam dan memanipulasinya supaya bisa dikendalikan.Di kemudian hari, Sokka memberi pecahan meteorit pada Toph, yang tersusun dari tanah dan logam. Dengan mudah ia membuat meteorit itu menjadi beragam bentuk, dan kemudian menjadikannya gelang.
Appa adalah salah satu tokoh fiktif dalam serial animasi televisi Nickelodeon yang berjudul Avatar: The Legend of Aang. Dalam serial tersebut, Appa adalah satu-satunya bison terbang yang diketahui masih hidup. Suaranya dalam tayangan televisi diisi oleh Dee Bradley Baker. Pada segmen tambahan dalam DVD, pembuat acara tersebut, yaitu Michael Dante DiMartino dan Bryan Konietzko, mendeskripsikan penampilan Appa sebagai perpaduan antara hewan banteng/bison dan manatee.[1] Dalam banyak episode terlihat bahwa Appa gemar memakan jerami.
Saat berada di sirkus, Appa dikurung, dididik dengan keras dan dipaksa untuk melakukan sesuatu yang tidak berani ia lakukan. Hal ini telah memberikan luka batin yang mengubah tabiat Appa. Dalam episode "Appa's Lost days", salah satu tokoh dalam serial Avatar yang bernama Guru Pathik menjelaskan bahwa Appa adalah hewan yang ramah, tenang dan damai, namun pengalaman buruk yang telah menimpanya, yang telah membuatnya berpisah dengan Aang dan mengalami nasib buruk di sirkus, telah membuatnya menjadi hewan yang dipenuhi rasa ketakutan dan kesepian.Hal ini tampak saat ia menjadi garang karena bertemu dengan Suki, padahal Suki adalah teman Aang yang ramah, dan telah membantu Tim Avatar melewati Jalur Naga yang berbahaya. Namun setelah Suki menjelaskan jati dirinya yang sebenarnya, Appa kembali menjadi tenang.
Dalam episode "The Cave of Two Lovers", Appa takut berjalan di bawah tanah dan takut terhadap api. Ketakutannya terhadap api bisa jadi disebabkan oleh pengalamannya saat menjadi hewan sirkus, atau bisa pula karena sifat asli spesiesnya. Sebagai seekor bison, secara alami ia mampu menjadi garang dan buas. Hal ini dapat dilihat dalam episode "Bato of the Water Tribe" dan "Appa's Lost Days".
Dalam serial Avatar, Zuko merupakan seorang pengendali api berbakat dan juga merupakan putera Raja Api Ozai, pemimpin Negara Api – ras manusia dengan kemampuan menciptakan dan memanipulasi api. Ia merupakan seorang pangeran terbuang yang dikirim untuk menangkap Avatar (Aang) supaya kehormatannya pulih sekaligus mendapat hak untuk mewarisi tahta. Zuko dalam perjalanannya selalu ditemani dan diberi nasihat oleh pamannya, Iroh.
Meskipun sering tampil sebagai tokoh antagonis dalam cerita, pemahaman Zuko terhadap kehormatannya menyebabkannya menentang bangsa dan keluarganya sendiri. Meski dalam batin perasaannya sering bergejolak, di kemudian hari sisi baik dalam hatinya mampu keluar. Zuko juga memiliki hubungan yang penting dengan Avatar. Untuk itu, ia menyadarkan diri bahwa takdirnya yang sesungguhnya adalah berteman dengan Avatar, mengajari Aang pengendalian api, menghentikan peperangan dan mengembalikan keseimbangan dunia.
Kakek buyutnya dari keluarga ayahnya adalah Sozin sedangkan kakek buyutnya dari keluarga ibunya adalah Avatar Roku.
Dalam serial Avatar, Iroh adalah seorang ahli pengendalian api dan merupakan putera mahkota terdahulu dari Negara Api – sebuah bangsa yang mampu membuat dan memanipulasi api. Ia adalah seorang jenderal Negara Api yang telah pensiun, dan merupakan kakak Raja Api Ozai. Iroh menemani keponakannya yang terbuang, yaitu Pangeran Zuko, dalam petualangan menangkap Aang – Sang Avatar yang telah lama menghilang – untuk memulihkan kehormatan sang pangeran sekaligus mendapat hak untuk mewarisi tahta.
AZULA
Azula adalah tokoh fiktif dalam serial animasi televisi berjudul Avatar: The Legend of Aang. Pengisi suaranya adalah Grey DeLisle. Karakter ini merupakan tokoh antagonis yang utama dalam cerita. Dalam cerita, ia merupakan seorang Puteri dari Negara Api, anak kedua pasangan Pengeran Ozai dan Puteri Ursa. Sebagai keturunan Raja Api, Azula dan saudaranya merupakan seorang ahli pengendalian api. Keahlian khususnya adalah mengeluarkan api berwarna biru. Dalam serial Avatar, orang yang memiliki kemampuan tersebut sangat jarang ditampilkan, sehingga Azula merupakan tokoh yang istimewa dalam serial tersebut.
Karakter ini dimunculkan pertama kali dalam tayangan kilas balik dalam episode "The Storm", dan dimunculkan secara aktual dalam episode "The Siege of the North", menjelang akhir musim penayangan pertama. Kisah hidupnya mulai diceritakan dalam serial Avatar musim kedua. Dalam serial tersebut, ia berperan sebagai tokoh yang diutus oleh Raja Api Ozai untuk menangkap kakak dan pamannya – Zuko dan Iroh – yang telah berkhianat kepada Negara Api.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar